Terungkap: Alasan Manchester United Sulit Datangkan Striker Impian

Diposting pada Dilihat: 0

Dari harga selangit hingga persaingan ketat, cari tahu mengapa Manchester United menghadapi banyak hambatan dalam upaya mendapatkan striker baru yang mereka butuhkan.

Manchester United Terhambat dalam Pencarian Striker Baru

Manchester United tampak masih kesulitan menemukan striker baru, meskipun posisi ini menjadi salah satu target utama mereka jelang bergulirnya musim kompetisi mendatang.

Hambatan utama yang dihadapi adalah ukuran skuad yang terlalu gemuk, terutama di lini serang. Banyak pemain yang terdaftar dalam tim utama, namun belum tentu masuk dalam perencanaan pelatih.

Dari 33 pemain yang secara resmi tercatat sebagai bagian dari skuad utama, beberapa nama seperti Marcus Rashford dan Jadon Sancho bahkan belum diberikan nomor punggung.

Selain itu, status Alejandro Garnacho dan Antony sebagai bagian dari proyek utama musim depan juga belum sepenuhnya jelas. Kondisi inilah yang membuat pergerakan Manchester United di bursa transfer menjadi sangat terbatas.

Beban Gaji dan Nilai Pasar Rendah Menghambat MU Gaet Striker Baru

Menurut laporan dari Manchester Evening News, gaji besar para penyerang menjadi penghalang utama bagi Manchester United untuk merekrut striker baru. Marcus Rashford, Antony, Jadon Sancho, dan Alejandro Garnacho secara kolektif membebani anggaran gaji klub hingga £825.000 per pekan.

Masalahnya, sangat sulit menemukan klub yang bersedia membayar harga jual mereka atau menyamai tingkat gaji yang mereka terima di Old Trafford. Antony, misalnya, sepertinya hanya bisa pindah melalui skema pinjaman di mana sebagian gajinya masih ditanggung United.

Jadon Sancho sendiri mengalami penurunan nilai jual yang drastis akibat performa buruknya selama dua musim terakhir. Sementara itu, Marcus Rashford tampaknya masih berkeinginan untuk tetap bermain di Inggris, yang semakin membatasi pilihan kepindahannya.

Jika situasi ini tak kunjung menemukan solusi, Manchester United berisiko harus menanggung beban gaji dua penyerang yang bukan prioritas sepanjang musim 2025/2026. Tentu saja, kondisi ini akan sangat menghambat rencana klub untuk mendatangkan striker anyar yang sangat dibutuhkan.

Pelajaran Mahal dari Kasus Hojlund dalam Perburuan Striker MU

Pembelian Rasmus Hojlund dari Atalanta musim lalu terbukti menjadi pelajaran berharga yang mahal bagi Manchester United. Striker muda yang didatangkan dengan harga £72 juta itu dinilai belum mampu menunjukkan performa yang sepadan dengan nilai transfernya.

Pengalaman Hojlund ini membuat manajemen Setan Merah kini jauh lebih berhati-hati dalam membelanjakan dana. Mereka sangat ingin menghindari terulangnya kesalahan membeli penyerang mahal yang belum teruji kemampuannya.

Joshua Zirkzee sempat menjadi salah satu pilihan karena harganya yang relatif jauh lebih rendah, hanya £36,5 juta. Namun, statusnya sebagai striker non-murni membuat United kembali mempertimbangkan ulang.

Sementara itu, nama-nama seperti Viktor Gyokeres dan Hugo Ekitike yang sebelumnya dikaitkan dengan MU, kini dilaporkan semakin dekat dengan klub lain, terutama yang berlaga di Liga Champions.

Opsi Striker MU Kian Terbatas Jelang Deadline Transfer

Waktu terus berjalan, dan opsi bagi Manchester United untuk mendapatkan striker baru semakin menipis. Benjamin Sesko kini menjadi salah satu dari sedikit nama top yang masih berada dalam pantauan MU. Namun, dengan kontraknya di RB Leipzig hingga tahun 2029, harga pemain ini diperkirakan akan sangat tinggi.

Manchester United hanya bisa bergerak agresif di bursa transfer jika mereka berhasil menjual beberapa penyerang yang saat ini ada di skuad. Sayangnya, delapan striker yang dimiliki klub memiliki gaji tinggi yang menjadi beban serius bagi regulasi Profitability and Sustainability Rules (PSR).

Selain kesulitan menjual pemain, MU juga sedang fokus menyeimbangkan neraca transfer mereka. Situasi ini semakin memperkecil peluang untuk mendatangkan striker baru sebelum jendela transfer ditutup pada 1 September.

Tradisi MU yang sering merekrut pemain utama di penghujung bursa transfer bisa saja terulang. Namun, dengan kondisi skuad dan finansial saat ini, harapan untuk mendatangkan penyerang papan atas semakin tipis.